
SAMARINDA, BritaHUKUM.com: Upaya Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur (Kaltim) untuk pengendalian banjir, khususnya Kota Samarinda melalui Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR-Pera), Tahun 2025 mengalokasikan anggaran sebesar Rp13 Miliar untuk 15 titik, prioritas Sungau Karang Mumus (SKM).
Runandar, Kadis Bidang SDA PUPR Kaltim. (Foto: bha).
Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas PUPR Kaltim Aji Muhammad Fitra Firnanda, melalui Kepala Dinas Bidang Sumber Daya Air (Kadis SDA) Runandar, diselah kegiatan Rapat bersama jajaran SDA,Rabu (18/6/2025).
Runandar mengungkapkan bahwa di tahun 2025 rencana pemerintah untuk Normalisasi Sungai di 9 Kabupaten Kota, yang di fokus pada Kota Balikpapan, Kota Bontang dan Kota Samarinda.
LPJN kita di tahun 2025-2030 untuk 9 Kabupaten/Kota yang kita tangani namun dengan balai-balai sebab Balai Wilayah Sungai (BWS) mempunyai kewenangan masing-masing wilayah.
“Untuk wilayah Samarinda sendiri kita alokasikan anggaran Rp13 miliar, dimana di peruntuhkan kepada 15 sungai dan anak yang tersebar di Samarinda,” ujar Runandar.
Ke 15 titik normalisasi sungai di Samarinda adalah; Sungai Karang Mumus, Sungai Karang Asam Kecil, Sungai Karang Asam Besar, Sungai Loa Bakung, Sungai Loa Bua, Sungai Kunjang, Sungai Pantauan, Sungai Loa Janan Ilir, Sungai Rapak Dalam, Sungai Mangkupalas, Sungai Mangkujenang, Sungai Palaran, Sungai Rawa Makmur dan Sungai Sanga-Sanga, terang Runandar.
Tapi dalam pelaksanaannya ada yang sangat prioritas, terutama Sungai Karang Mumus (SKM) merupakan saluran besar yang sangat prioritas tapi masih terkendala dengan masalah pembebasan lahan oleh Pemerintah kota.
Selama ini penanganan banjir normalisasi sungai memerlukan pendekatan terintegrasi dan tidak bisa diselesaikan secara instan, pemerintah melibatkan TNI dalam pelaksanaan normalisasi. Sebab TNI dengan pendekatan kepada masyarakat dan adanya kerjasama yang baik sehingga pekerjaan bisa berjalan dengan lancar, tegas Runandar.
“Saat ini progresnya sudah berjalan di beberapa titik masih dalam penyelesaian, walau agak terlambat karena ada efesiensi namun waktu yang sisa kita bekerja maksimal untuk dapat menyelesaikannya,” ujar Runanda
Runandar juga mengatakan bahwa walau banjir saat ini tidak lama telah surut airnya, tidak seperti dulu berhari-hari. Namun diharapkan kepada masyarakat agar dapat memperhatikan terkait masalah sampah, karena dalam pelaksanaan nornalisasi sering ditemukan seperti sampah rumah tangga seperti televisi yang rusak ada juga kasus yang mengakibatkan tersumbatnya aliran yang mengakibatkan banjir, harap Runandar. (bha/agazali).