KSOP Samarinda Siagakan Posko Angkutan Lebaran 2025

SAMARINDA, BritaHUKUM.com : Guna mengantisipasi lonjakan penumpang yang diperkirakan mencapai 10 persen menjelang Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Samarinda di Pelabuhan Samarinda membuka Posko Angkutan Lebaran 2025, Jum’at (21/3/2025).
Suasana setelah KSOP bangun Posko Angkutan Lebaran 2025 di Pelabuhan Samarinda (Foto: Istimewa)
Kepala KSOP Kelas I Samarinda Mursidi, menjelaskan apel kesiapan telah dilaksanakan dan koordinasi intensif telah dilakukan dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk TNI/Polri, petugas kesehatan, Pelindo, serta operator pelabuhan dan kapal.
“Kami telah mempersiapkan segala aspek untuk memastikan kelancaran dan keamanan arus mudik. Koordinasi dengan semua pihak terkait telah dilakukan secara menyeluruh,” ujar Mursidi.
KSOP juga telah melakukan pemeriksaan kelaikan (ramp check) terhadap kapal-kapal yang akan melayani rute Samarinda – Parepare, terangnya.
“Pemeriksaan ini penting untuk menjamin keselamatan penumpang selama pelayaran. Empat kapal, terdiri dari tiga kapal swasta dan satu kapal pemerintah, disiapkan untuk melayani pemudik,” ujar Mursidi.
Dalam upaya memberikan kenyamanan bagi pemudik, Pelindo telah melakukan perbaikan fasilitas terminal, termasuk pemasangan AC, perbaikan toilet, dan penataan pedagang asongan.
“Kami juga menyiapkan area bermain anak di dalam terminal, sehingga keluarga yang mudik dapat merasa nyaman,” tambah Mursidi.
Puncak arus mudik akan terjadi pada tanggal 28-30 Maret 2025, sementara arus balik diprediksi pada tanggal 3-4 April 2025, jelas Mursidi
Kepala KSOP Mursidi juga mengatakan bahwa lonjakan penumpang sekitar 5-10 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jika tahun lalu jumlah penumpang sekitar 28.200 orang, tahun ini kami perkirakan sekitar 29.500 orang.
Mengenai penambahan kapal akan disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan. Kapal patroli dan navigasi kami siagakan sebagai antisipasi, mengingat karakteristik penumpang di Samarinda berasal dari daerah penyangga seperti Tenggarong, Sangatta, dan Bontang. Untuk Bontang, terdapat alternatif kapal tujuan Parepare, sehingga diharapkan tidak terjadi lonjakan penumpang yang signifikan, pungkas Mursidi. (bha/agazali).